Sabtu, 24 Januari 2015

Komunikasi dan Perilaku Konsumen



PENGERTIAN KOMUNIKASI DALAM PERILAKU KONSUMEN
Komunikasi merupakan alat unik yang digunakan para pemasar untuk membujuk para konsumen agar bertindak menurut cara yang diinginkan. Komunikasiterdiri dari beberapa aspek diantaranya, dapat berbentuk verbal (baik tertulis maupunlisan), visual (ilustrasi, gambar, demontrasi produk, mimic muka) atau kombinasikeduanya. Komunikasi juga dapat merupakan simbol (harga yang tinggi, pengemasanyang bermutu tinggi, logo yang mengesankan) dan menyampaikan arti khusus yangingin ditanamkan oleh pemasar.
TUJUAN KOMUNIKASI PERILAKU KONSUMEN
Setelah menerima suatu bentuk komunikasi pemasaran, ada beberapakemungkinan yang akan terjadi pada audiens:
·         Audiens bisa terpicu untuk menyadari kebutuhan akan kategori produk atau produk yang dikomunikasikan.
·         Audiens menyadari akan adanya merek yang dikomunikasikan.
·         Audiens bisa bersikap positif terhadap merek atau produk yangdikomuikasikan.
·         Audiens bisa mempunyai maksud untuk membeli merek atau produk yangdikomunikasikan.
·         Audiens bisa menunjukan berbagai macam perilaku untuk membeli merek tersebut.
KOMPONEN KOMUNIKASI
Terdapat lima unsur dasar dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima,medium, pesan, dan beberapa bentuk umpan balik (tanggapan penerima pesan).
a.       Pengirim/Sumber
Pengirim sebagai pemrakarsa komunikasi, dapat merupakan sumber formal maupun informal. Sumber komunikasi formal mungkin berupaorganisasi untuk memperoleh laba (komersial) maupun nirlaba. Sumber informal mungkin orang tua, atau teman yang memberikan informasi ataunasihat mengenai produk.
b.      Penerima
Penerima komunikasi pemasaran formal cenderung menjadi calon atau pelanggan yang dibidik (yaitu anggota audien yang dibidik oleh pemasar).Audien perantara dan yang tidak diharapkan juga mungkin menerimakomunikasi para pemasar. Contoh, audien perantara adalah grosir, distributor,dan pedagang ritel, yang menerima iklan perdagangan pemasar yangdimaksudkan untuk membujuk mereka agar mau memesan dan mengadakan persediaan berang dagangan. Audien yang tidak diharapkan yaitu setiap orangyang terbuka terhadap pesan yang tidak ditargetkan khusus oleh pengirim.
c.       Medium
Medium atau saluran komunikasi mungkin impersonal (misalnya,media massa) atau interpersonal (pembicaraan resmi antara tenaga penjual dan pelanggan atau pembicaraan informal antara dua orang atau lebih yang terjadisecara langsung baik melalui telepon, surat maupun online).
d.      Pesan
Pesan dapat bersifat verbal (lisan atau tertulis), nonverbal (foto,ilustrasi, atau symbol), atau kombinasi keduanya. Pesan verbal biasanya dapat mencakup informasi produk atau jasa yang lebih spesifik daripada pesannonverbal. Pesan verbal yang digabungkan dengan pesan nonverbal seringmemberikan lebih banyak informasi kepada penerima daripada salah satudiantara keduanya.
e.       Umpan Balik
Umpan balik merupakan komponen yang sangat diperlukan dalamkomunikasi interpersonal dan impersonal. Umpan balik yang cepat waktunyamemungkinkan pengirim untuk memperkuat, mengubah, atau memodifikasi pesan untuk menjamin agar dapat dimengerti sesuai dengan yangdimaksudkan.

Landasan Perilaku Konsumen Dari Komunikasi Pemasaran
Para komunikator pemasaran mengarahkan usaha mereka untuk mempengaruhi kepercayaan, sikap, reaksi emosional, dan pilihan-pilihan konsumen yang berhubungan dengan merek. Pada akhirnya, tujuan mereka adalah utnuk mendorong konsumen memilih produk yang mereka tawarkan bukan tawaran competitor. Untuk mencapai tujuan ini, komunikator pemasaran merancang pesan-pesan iklan, promosi, kalimat-kalimat dalam kemasan, nama merek, presentasi penjualan, dan aktivitas komunikasi lainnya.

1.            The Consumer Processing Model (CPM)
Dari perspektif CPM perilku dilihat sebagai hal yang rasional, amat kognitif, sistematis dan beralasan.
Pemrosesan informasi oleh konsumen dalam delapan tahap yang saling berkaitan:
1.      Exposure terhadap informasi.
2.      Atensi yang selektif.
3.      Pemahaman mengenai informasi yang disampaikan.
4.      Persetujuan mengenai informasi yang telah dipahami.
5.      Penyimpanan dalam memori mengenai informasi yang telah diterima.
6.      Perbaikan informasi dari dalam memori.
7.      Pembuatan keputusan dari altenatif yang ada.
8.      Tindakan yang dilakukan berdasarkan keputusan yang telah diambil.

Exposure terhadap informasi.
Exposure secara sederhana adalah konsumen berinteraksi dengan pesan dari pemasar (mereka melihat iklan majalah, mendengar iklan radio, dan lain-lain). Walaupun exposure merupakan tahap awal yang penting menuju tahap-tahap selanjutnya dari proses informasi, fakta yang ada mengexpose konsumen kepada pesan komunikator pemasaran tidak menjamin bahwa pesan akan memberikan pengaruh. Memperoleh exposure adalah suatu keharusan namun tidak cukup memperoleh keberhasilan komunikasi.

Atensi yang Selektif
Atensi (attention) berarti focus kepada dan mempertimbangkan pesan yang telah diekspos kepada seseorang. Konsumen memperhatikan hanya sebagian kecil dari stimulus komunikasi pemasaran karena permintaan yang dibuat berdasarkan atensi jumlahnya besar; karenanya, atensi menjadi amat selektif. Selektivitas diperlukan karena kapasitas pemrosesan informasi terbatas dan utilisasi efektif dari kapasitas ini membutuhkan alokasi energy mental dari konsumen (kapasitas processing) kepada pesan-pesan yang relevan dan sesuai dengan current goal.

Pemahaman ats Apa yang Dimaksudkan
Memahami adalah mengerti dan dapat menciptakan arti dan stimulus dan symbol-simbol yang ada. Komunikasi menjadi efektif ketika arti yang ingin disampaikan oleh komunikator pemasaran sesuia dengan apa yang benar-benar ditangkap oleh konsumen dari pesannya. Istilah pemahaman (prehension) sering digunakan bergantian dengan persepsi (perception); kedua istilah tersebut disebut juga interprestasi.
Proses perceptual dalam menginterprestasi stimulus dikenal dengan istilah perceptual encoding. Proses ini terdiri dari dua tahap utama. Feature analysis merupakan tahap awal dimana penerima pesan melihat cirri dasar (basic feature) dari stimulus (seperti ukuran, bentuk, warna, angle) dan membuat klasifikasi pendahuluan. Tahap kedua dari perceptual encoding, yaitu active synthesis, tidak hanya melakukan “pemeriksaan” terhadap cirri-ciri fisik, kontek atau situasi di mana informasi diterima mempunyai peran penting dalam menentukan apa yang diterima dan diinterprestasikan, atau dengan kata lain, dalam menentukan arti apa yang diperoleh. Interprestasi dihasilkan dari usaha mengkombinasikan atau synthesizing cirri-ciri stimulus dengan ekspektasi yang semestinya sesuia dengan kontek yang diinginkan.

Menyetujui apa yang dipahami
Tahap keempat dalam information - processing adalah persoalan mengenai apakah konsumen menyetujui argumen pesan yang dipahaminya. Adalah penting dari perspektif Komunikasi Pemasaran bahwa konsumen tidak hanya memahami sebuah pesan tetapi juga menyetujui pesan tersebut. ( dan tidak “ melawan ” atau menolaknya ). Pemahaman itu sendiri tidak menjamin bahwa pesan akan mengubah sikap konsumen atau mempengaruhi perilaku mereka. Persetujuan ( agreement ) bergantung kepada apakah pesan tersebut dapat dipercaya, atau apakah ia mengandung informasi dan daya tarik yang sesuai dengan nilai - nilai yang dianggap penting bagi konsumen.

Penyimpanan dan Pencarian/Pemanggilan Kembali Informasi yang Tersimpan
Dari perspektif Komunikasi Pemasaran, memori dilibatkan berbagai masalah yang dapat diingat konsumen ( recognize dan recall ) mengenai stimulus pemasaran, dan bagaimana mengakses dan memanggil kembali ( retrieve ) informasi tersebut ketika sedang membuat pilihan membuat untuk mengkonsumsi. Subyek mengenai memori tidak terpisahkan dari proses pembelajaran ( learning ), karenanya paragraf berikut akan terlebih dulu membahas dasar - dasar memori, kemudian menelaah dasar pembelajaran dan terakhir, menekankan kepada aplikasi praktis dari prinsip - prinsip memori dan pembelajaran dalam Komunikasi Pemasaran.

Pencarian dan Pemanggilan Informasi
Informasi yang dipelajari dan disimpan dalam memori hanya berpengaruh dalam perilaku konsumen jika ia dicari ( search ) dan dipanggil ulang ( retrieve ). Retrieval difasilitasi kerika sebuah informasi baru dihubungkan, atau diasosiasikan dengan konsep lain yang dikenal dan mudah untuk diakses.

Menentukan Pilihan di antara Alternatif yang Ada
Ketika berpikir untuk membeli sebuah produk kategori tertentu, bagaimana seorang konsumen memutuskan merek mana yang akan dipilihnya ? Jawaban yang sederhana adalah bahwa ia akan memilih merek “ terbaik ”. Namun tidak selalu jelas mana yang merupakan merek yang terbaik, khususnya yang mengingat bahwa konsumen umumnya menyimpan, dalam memori jangka panjang mereka, berbagai informasi mengenai setiap merek yang masuk dalam daftar pertimbangan mereka.
Konsumen sering menggunakan strategi penyederhanaan, disebut heuristic, untuk sampai pada keputusan yang setidaknya memuaskan jika tidak dapat dikatakan sempurna. Bentuk paling sederhana dari semua keputusan heuristic adalah affect referal. Dengan strategi ini individu dengan mudah dapat “ memanggil ” dari memorinya sikap atau pengaruh tertentu mengenai alternatif yang ada dan memilih alternatif yang pengaruhnya paling positif. Secara umum, jenis strategi ini biasa digunakan untuk produk - produk yang sering dibeli, di mana resiko pembeliannya minimum. Produk - produk semacam itu umumnya dikategorikan sebagai low - involvement purchaces.

Bertindak berdasarkan keputusan yang telah diambil
Perilaku konsumen dalam menentukan pilihan sepertinya terlihat sederhana dan pasti. Namun, sebenarnya tidak demikian. Orang tidak selalu berperilaku konsistem sesuai dengan preferensinya. Alas an utama dari hal ini adalah adanya presence of event atau factor situasional yang mengganggu, menghalangi, atau bahkan mencegah seseorang menuruti keinginannya. Factor situasional khususnya muncul dalam kasus perilaku konsumen mengenai produk high involvement.

2.            Hedonic Experiential Model (HEM)
Model Hem mungkin lebih baik dalam menjelaskan bagaimana konsumen memproses informasi dan mengambil keputusan ketika mereka merasa bebas, bahagia, dan dihadapkan kepada informasi yang positif.
Dalam perspektif CPM, konsumen dianggap memeiliki tujuan”melakukan pembelian termuran”, mendapatkan yang terbaik semurah mungkin” dan “memaksimalkan utilitas”; sedangkan perspektif HEM melihat seseorang seringkali mengkonsumsi produk semata-mata hanya untuk kesenangan, atau mengejar fantasia tau stimulasi sensorik. Komunikasi produk dari perspektif hedonic menghasilakan antisipasi untuk bersenang-senang, memenuhi fantasi, atau memperoleh perasaan senang. Sebagai perbandingan, perilaku pemilihan produk dari perspektif CPM didasarkan pada evaluasi yang cermat, bahwa alternative yang dipilih akan bersiafat lebih fungsional atau memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan alternative lain yang tersedia.


http://www.scribd.com/doc/118797459/Fix-Komunikasi-Perilaku-Konsumen#scribd
http://ilmuekonomi-hidayati.blogspot.com/2011/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Pengaruh Kelas Sosial dan Status Terhadap Pembelian Konsumen



Definisi Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian kelas dalam masyarakat berdasarkan kriteria tertentu, baik menurut agama, pendidikan, status ekonomi, keturunan dan lain-lain. Menurut Pitrim A. Sorokin yang dimaksud dengan kelas sosial adalah “Pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarchis). Dimana perwujudannya adalah lapisan-lapisan atau kelas-kelas tinggi, sedang, ataupun kelas-kelas yang rendah ”. Menurut Jeffries mendefinisikan kelas sosial merupakan “social and economic groups constituted by a coalesence of economic, occupational, and educational bonds”. Artinya adalah bahwa konsep kelas melibatkan perpaduan antara ikatan-ikatan, diantaranya adalah ekonomi, pekerjaan dan pendidikan yang saling berkaitan. Jeffries mengemukakan bahwa ekonomi bukanlah satu-satunya dasar yang dijadikan pedoman untuk mengklasifikasikan adanya kelas sosial, akan tetapi ketiga dimensi diatas mempunyai keterikatan yang erat. Contohnya adalah orang yang mempunyai ekonomi yang bagus (kaya) belum tentu mempunyai pendidikan yang bagus (sarjana). Menurut Jeffries pendidikan dan pekerjaan juga merupakan aspek penting dari kelas, karena pendidikan sering menjadi prasyarat untuk seseorang mendapatkan pekerjaan yang layak.
Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut. Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial adalah sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.

Status Sosial
 Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
P.J. Bouman,  menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa Belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istemewa tertentu dan menuntut gengsi kemasyarakatan.
Strata social/kelas sosial adalah suatu strata (lapisan) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum (rangkaian kesatuan) status sosial.
Kedudukan seseorang dalam kelas sosial tertentu akan nampak dari bagaimana ia diperlakukan dan penghormatan yang diberikan orang lain terhadap dirinya. Kedudukan sosial seorang pimpinan perguruan tinggi Berdasarkan status secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan bawah. Kelompok kelas sosial atas antara lain :
– pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa.
– pejabat legislatif, dan
– pejabat yudikatif.
Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
Kelas Sosial Atas (perwira), yaitu dari pangkat Kapten hingga Jendral
Kelas sosial menengah (Bintara), yaitu dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
Kelas sosial bawah (Tamtama), yaitu dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala Pengertian Status Sosial Setiap individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing.
Contoh:
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
Atau dalam kehidupan bermasyarakat ada perbedaan perlakuan antara orang yang terkenal kaya raya dengan orang yang biasa-biasa saja dalam hal finansial. Biasanya orang yang terkenal kaya raya akan diperlakukan lebih hormat dibandingkan dengan orang yang biasa-biasa saja dalam hal finansialnya.

Cara-cara memperoleh status atau kedudukan adalah sebagai berikut :
Ascribed Status, yaitu adalah keuddukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini sudah diperoleh sejak lahir. Contoh: Jenis kelamin, gelar kebangsawanan, keturunan, dsb.
Achieved Status, yaitu adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja. Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua OSIS dsb.
Assigned Status, yaitu merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan status melalui usaha.
Perilaku konsumen sangatlah komplek dan dipengaruhi oleh dua faktor, yakni dakator lingkungan atau eksternal dan pribadi atau internal. Perkembangan jaringan atau perusahaan di pengaruhi oleh pemahaman perusahaan tentang perilaku konsumen. Semakin perusahaan memahami perilaku konsumen semakin tepat strategi yang digunakan untuk menarik konsumen.

Pengaruh Kelas Sosial dan Status Terhadap Pembelian dan Konsumsi
Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”. Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas, seperti ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada kalangan kelas sosial yang lebih rendah. Kelas sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan, apakah itu untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta dengan sendirinya.Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan Mesir Kuno. Gaya hidup dari lapisan atas akan berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah. Demikian juga halnya dengan perilaku masing-masing anggotanya dapat dibedakan sehingga kita mengetahui dari kalangan kelas sosial mana seseorang berasal. Eksklusifitas yang ada sering membatasi pergaulan diantara kelas sosial tertentu, mereka enggan bergaul dengan kelas sosial dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan kelas yang sama dengan kelas mereka. Pola perilaku kelas social atas dianggap lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas social di bawahnya. Sebaliknya kelas sosial bawah akan memandang mereka sebagai orang boros dan konsumtif dan menganggap apa yang mereka lakukan kurang manusiawi dan tidak memiliki kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang menderita. Pemujaan terhadap kelas sosialnya masing-masing adalah wujud dari etnosentrisme.


https://gloriacharlotte.wordpress.com/2015/01/11/pengaruh-kelas-sosial-dan-status-terhadap-pembelian-konsumen/

Pengaruh Individu dan Keluarga Terhadap Pembelian Konsumen



Pengaruh Individu
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmusosial, individu juga berarti bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil.

Pengaruh personal atau individu merupakan factor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang berasal dari factor pada diri si konsumen, yang diantaranya :

Usia dan tahap daur hidup
Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya memperhatikan perubahan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia.

Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk mereka.

Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga. Jadi jika indicator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya reses, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi produknya.

Gaya Hidup
Orang yang berasal dari subkultur, kelas social dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yangberbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila gigunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.

Kepribadian dan Konsep Diri
Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan relative konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk atau merk, atau pemasar juga dapat menggunakan konsep diri atau citra diri seseorang. Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar dapat melihat pada hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep ini telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra mereka.

Pengaruh Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak). Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen.

Variabel Yang Mempengaruhi Pembelian Keluarga
Keluarga memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam keluarga. Untuk keluarga maupun rumah tangga, keempat variabel structural yang paling memberi dampak pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik bagi pemasar adalah usia kepala rumah tangga atau keluarga, ststus perkawinan, kehadiran anak, dan ststus pekerjaan.
Keluarga adalah sama dengan perusahaan; keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yanmg lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri. Fungsi yang paling jelas bahwa dua oramg dapat mencapai lebih baik daripada satu orang adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makana, perbot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan produk.lain. anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasa, dan banyak barang yang bebas pilih.


Penentu Keputusan Pembelian pada Suatu Keluarga
Keluarga memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam keluarga. Untuk keluarga maupun rumah tangga, keempat variabel structural yang paling memberi dampak pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik bagi pemasar adalah usia kepala rumah tangga atau keluarga, ststus perkawinan, kehadiran anak, dan ststus pekerjaan.
Keluarga adalah sama dengan perusahaan; keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yanmg lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri. Fungsi yang paling jelas bahwa dua oramg dapat mencapai lebih baik daripada satu orang adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makana, perbot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan produk.lain. anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasa, dan banyak barang yang bebas pilih.


http://ahmadmuhajirs.blogspot.com/2013/11/pengaruh-individu-terhadap-perilaku.html
https://succkasuccki.wordpress.com/2015/01/05/pengaruh-keluarga-dan-rumah-tangga-terhadap-perilaku-konsumen/